Jakarta - Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia periode 2014-2019 tinggal 1 bulan lagi menuju 9 Juli
2014, berbagai aktivitas dilakukan baik oleh Tim sukses, pendukung
maupun oleh para kandidat untuk 'merebut' hati rakyat agar mau
memberikan mandat kepadanya.
Pemilihan kali ini diikuti 2 (dua)
kandidat yang diusung koalisi partai. Koalisi poros Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai
Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) mengusung Calon Presiden Joko Widodo
yang merupakan Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Jusuf Kala
sebagai Calon Wakil Presiden.
Di pihak lain, koalisi poros
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Persatuan Pembangunan
(PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golongan Karya (Golkar),
Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang (PBB) mengusung
calon Presiden Prabowo Subianto berpasangan dengan calon Wakil Presiden
Hata Rajasa yang terakhir menjabat sebagai Menko Ekonomi dan juga ketua
Umum Partai Amanat Nasional (PAN).
Pertarungan pilpres kali ini
semakin menarik karena dalam strategi pemenangan masing-masing kandidat
melibatkan berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mahasiswa, tokoh
agama, aktivis berbagai disiplin ilmu, musisi, tokoh agama bahkan
melibatkan masyarakat umum sebagai tim sukses. Berbagai upaya dilakukan
oleh para tim sukses untuk mengkampanyekan masing-masing kandidatnya
agar diterima masyarakat, mulai dari keberhasilan-keberhasilan
kandidatnnya hingga mengeksploitasi hal-hal negatif yang pernah
dilakukan oleh saingan masing-masing.
Berbagai upaya dan cara
yang dilakukan oleh masing-masing kandidat dan tim sukses untuk meraup
dukungan dan simpati masyarakat luas, namun jangan sampai menghalalkan
berbagai prilaku dan tindakan serta mengumbar fitnah yang dapat merusak
keharmonisan bersama, jangan sampai merusak kedamaian yang sudah baik
dalam masyarakat. Presiden SBY dalam sambutannya juga sempat mengimbau
agar masyarakat turut serta mensukseskan pemilu presiden ini, kesuksesan
dan ketenangan dalam masyarakat bukan hanya tanggung jawab pemerintah
dan masing-masing kandidat, namun juga tanggungjawab kita semua. “Saya
mengajak semua untuk memastikan masyarakat kita makin rukun, bersatu,
dan penuh toleransi. Kita prihatin terhadap toleransi yang sering tidak
berjalan seperti yang diharapkan” ucap SBY.
Pentingnya menjaga
kerukungan dan persatuan antar semua komponen untuk mensukseskan Pilpres
dan juga menciptakan kedamaian dalam masyarakat menjadi perhatian semua
pihak, mengingat dalam Pilpres kali ini semakin hari dinamikanya
semakin tinggi. Hal ini terkait isu maraknya kampanye hitam, isu
netralitas aparat, isu SARA dan lain sebagainya. Perhatian ini menjadi
penting agar semua pihak dapat memahami bahwa apa pun hasil pilpres,
siapapun yang menang dan siapapun yang kalah, Indonesia harus tetap
damai dan harmonis satu sama lain. Pertarungan dan perbedaan cukup dalam
kompetisi saja, dan harus dilaklukan dengan cara-cara terhormat dan
bermartabat, karena sesungguhnya kita semua bersaudara.
Emha
Ainun Najib atau yang dikenal dengan sapaan Cak Nun bersama kelompok
Kiai Kanjeng, menyinggung tentang pelaksanaan dan dinamika pemilihan
presiden (Pilpres), di mana Cak Nun mengingatkan kepada para jamaah
untuk tetap menjaga kerukunan serta mewaspadai berbagai gerakan yang
hendak memecah belah umat.
Post a Comment