Muhammad Yasir Thalib, salah seorang pengunjuk rasa
mengatakan, sangat menyayangkan penangkapan rekannya, Wahyuddin Ado
oleh pihak kepolisian. "Saya selaku ketua pos tidak mengetahui persis
tentang adanya aksi pembakaran yang dilakukan oleh Wahyudin. Sebab saat
itu saya sementara di kamar mandi dan saat bersamaan ada aksi unjuk dari
elemen lain di lokasi yang sama," tutur Yasir di sekretariat DPRD
Sultra, Kamis (2/5).
Aksi itu lanjut Nasir dilakukan sebagai wujud kekesalan massa BMMB, karena sudah sepekan menduduki sekretariat DPRD, namun tak satupun anggota dewan menemui mereka.
"Kemungkinan tindakan itu dilakukan akibat akumulasi kekecewaan, sebab kami sudah melakukan unjuk rasa sejak hari sabtu, tetapi tidak satupun anggota dewan yang menemui kami," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sektor (Kapolsek) Mandonga, Komisaris polisi Danang Kuswoyo yang ditemui di sekretariat DPRD Sultra membenarkan penahanan terhadap salah seorang pengunjuk rasa." Wahyudin kami amankan untuk dimintai keterangan, sebab ia sebagai salah satu presidium Barisan Muda Muna Barat. Sedangkan satu orang yakni Arwah hanya mendampingi Wahyuddin, terkait aksi pembakaran aset DPRD," ungkapnya.
Pantauan di sekretariat DPRD Sultra, staf DPRD memasukkan meja dan kursi ke dalam ruangan. Sementara coretan warna merah yang bertuliskan "kami rela mengeluarkan darah demi mekarnya Muna Barat" dan "Muna Barat harga mati,". (Kiki Andi pati)
Aksi itu lanjut Nasir dilakukan sebagai wujud kekesalan massa BMMB, karena sudah sepekan menduduki sekretariat DPRD, namun tak satupun anggota dewan menemui mereka.
"Kemungkinan tindakan itu dilakukan akibat akumulasi kekecewaan, sebab kami sudah melakukan unjuk rasa sejak hari sabtu, tetapi tidak satupun anggota dewan yang menemui kami," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sektor (Kapolsek) Mandonga, Komisaris polisi Danang Kuswoyo yang ditemui di sekretariat DPRD Sultra membenarkan penahanan terhadap salah seorang pengunjuk rasa." Wahyudin kami amankan untuk dimintai keterangan, sebab ia sebagai salah satu presidium Barisan Muda Muna Barat. Sedangkan satu orang yakni Arwah hanya mendampingi Wahyuddin, terkait aksi pembakaran aset DPRD," ungkapnya.
Pantauan di sekretariat DPRD Sultra, staf DPRD memasukkan meja dan kursi ke dalam ruangan. Sementara coretan warna merah yang bertuliskan "kami rela mengeluarkan darah demi mekarnya Muna Barat" dan "Muna Barat harga mati,". (Kiki Andi pati)
Post a Comment