KENDARI, Media Sultra.com-Inovasi pemanfaatan sampah menjadi gas
metan yang dikembangkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Puwatu Kota
Kendari, menarik perhatian lembaga internasional, salah satunya
Konsultan Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Jerman, Konrad Von Riter. Ia bahkan mengunjungi langsung (TPA) Kota Kendari, Jumat(21/2).
Selain menyaksikan inovasi pemanfaatan sampah menjadi gas metan,
Konrad Von Riter juga melihat kondisi pemilahan sampah lokasi TPA.
Kondrad sangat mengapresiasi pengelolaan tempat pembuangan sampah
akhir di Puuwatu. Ia pun berjanji akan memberikan suport kepada Pemkot
Kendari dalam pengelolaan sampah tersebut, meski tidak disebutkan secara
jelas dukungan yang dimaksud.
“Cara pengelolaan sampah di TPA ini sangat membantu mengurangi
pencemaran udara, termasuk mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bapeda Kota Kendari Askar mengatakan, kunjungan
lembaga Jerman merupakan sinyal positif untuk pemerintah. “Tidak
menutup kemungkinan, dimasa mendatang akan terjalin kerjasama antara
Pemkot dengan pemerintah Jerman,”jelasnya. “Untuk saat ini mereka masih
tahap penjajakan dulu, ,” tambahnya.
Menurut Askar, ketertarikan lembaga Jerman ini didasari oleh hasil
persentase Pemkot di pusat. Terkait keberhasilan pengelolaan sampah,
menurutnya, TPA Kota Kendari masih harus dilakukan penambahan area,
karena pertumbuhan volume sampah di kota ini makin meningkat. Hal
tersebut dipicu oleh makin bertambahnya jumlah penduduk.
“Pertambahan jumlah penduduk kota berkisar 39 orang per hari, jika
ini bertambah terus menerus maka volume sampah pasti akan bertambah.
Karena itu perlu ada penambahan area TPA untuk menampung sampah,”
paparnya.
Tahun sebelumnya, Pemkot melakukan penambahan area seluas 5 hektar
sehingga total luasannya saat ini mencapai 18 hektar. “Tahun ini
ditargetkan lagi akan diadakan penambahan,” tandasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Kendari Asrun mengatakan, gas metana hasil
olahan sampah tersebut saat ini dikembangkan menjadi bahan bakar
kendaraan roda empat.
“Kami sudah buktikan bahwa gas metana tersebut tidak hanya sekadar
bahan bakar untuk generator dan bahan bakar memasak, tetapi juga untuk
bahan bakar kendaraan,” kata Asrun.
Pemkot Kendari saat ini kata dia, sedang mencari formulasi untuk
penampungan atau tabung gas metan kendaraan yang bisa menyimpan gas
kapasitas besar sehingga bisa digunakan untuk perjalanan dengan waktu
tertentu.
“Sekarang kami terus mencari media tepat untuk wadah penyimpanan gas
metana untuk kendaraan. Kalau sudah mendapatkan caranya, kami akan
lahirkan kendaraan berbahan bakar gas metana,” katanya.
Ia menjelaskan, gas metana dihasilkan dari pembusukan sampah yang
diproduksi oleh warga Kendari selama ini dan baru dikembangkan selama
satu tahun terakhir. Menurut Asrun, kemampuan Pemkot Kendari mengelola
sampah sehingga memanfaatkan gas metana yang dihasilkan, membuat
beberapa daerah ingin belajar pengelolaan sampah di Kendari.
“Daerah yang akan datang belajar mengelola sampah di Kendari adalah Pemkot Ternate, Jambi, dan Bengkulu,” Tandasnya. (Sul)
Konsultan Jerman Apresiasi Inovasi Gas Metan di TPA Kendari
Written By Admin 1 on Wednesday, February 26, 2014 | 21:57
Label:
Kendari
Post a Comment