Pemkab Kolaka berencana memboikot
pelaksaan MTQ tingkat Provinsi Sultra dengan tidak ikut pada MTQ
kedepan.
Kolaka, (Seputar Sultra) --- Wakil Bupati Kolaka, Muhammad Jayadin tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas ulah dewan hakim
yang menetapkan Kabupaten Kolaka juara kedua, meski perolehan emasnya
lebih banyak dibanding juara umum, saat menerima kafilah Kolaka,
Jumat (21/3/2014).
“Tegas saya sampaikan selama saya menjadi ketua LPTQ kalau Bupati
mengizinkan, saya tidak ikutkan Kolaka ikut MTQ tingkat Provinsi dua
sampai tiga kali sebagai bentuk kekecewaan. Kalau perlu tidak usah kita
berangkatkan 9 juara MTQ dari Kolaka ke MTQ tingkat Nasional di Riau,
karena sangat menyakitkan kita, termasuk masyarakat Kolaka yang
disakiti.”Kata ketua LPTQ Kolaka ini yang mendapat tepuk tangan riuh
para peserta dan pejabat yang hadir.
Bahkan diawal sambutannya, Jayadin mengucapkan “Innalillahi wa inna
ilaihi rajiun”. Kata itu menurutnya bukan hanya dilafadzkan ketika ada
kematian, tapi patut di ungkapkan ketika mendengar musibah. Sebagai
ketua LPTQ dan Pemda Kolaka menganggap apa yang dialami Kolaka di
kabupaten Bombana sebagai musibah, apalagi pihaknya sudah siapkan
kemenangan sebagai juara umum, tapi ternyata diluar dugaan, Kolaka
kembali terdzalimi dan inilah yang dianggap sebuah musibah.
Jayadin mengaku kecewa sebab sudah mencetak spanduk ucapan selamat
datang kafilah Kolaka sebagai juara umum, karena informasi awal sudah
menang yang dibuktikan dengan 9 medali emas. Secara logika di kejuaraan
manapun yang terbaik adalah peserta yang mendapatkan emas terbanyak.
Tapi di Bombana tidak menggunakan itu.
“Sudah dua kali Kolaka terdzalimi, Kalau di Wakatobi agak kasar, tapi
di Bombana agak halus dengan cara mencarikan hitungan supaya kalah.
Apapun bentuknya, emas tidak bisa di campur dengan perak, karena
dimanapun termasuk internasional yang ditentukan emas. Biar mereka
campur dengan emas Bombana tidak akan sama.”Tegasnya.
Jika begini kondisinya kedepan tidak usah mencari emas, cukup perak
sebanyak-banyaknya supaya bisa menjadi pemenang. Kedepan ada peserta
yang tidak mendapat emas tapi juara umum karena mengumpulkan banyak
perak.
Jayadin menilai dengan 9 emas yang diraih Kolaka dan 7 emas Bombana
yang kemudian keluar sebagai juara umum adalah sebuah ketidak wajaran
terjadi, bahkan masyarakat Bomabana saja tidak menyangka itu terjadi,
apalagi kabupaten lain, khususnya Kolaka, sehingga memilih meninggalkan
arena MTQ sebelum selesai acara karena tidak ada gunanya bersama dengan
mereka.
Dia heran urusan agama diatur-atur bagaimana bangsa dan daerah ini
akan maju. Ini semua bakal menjadi bahan tertawaan agama lain yang
beranggapan bahwa seperti inilah Islam, syiar Islam saja diakal-akali
apalagi yang lainnya.
“Perolehan medali sudah sesuai target yakni 9 emas. Saya anggap kafilah Kolaka tetap juara umum.”Kata Jayadin.
Post a Comment